Kelamnya
moral merasuki hati
Busuknya
luka tak bisa terobati
Oh,lalainya
sang penunjuk mata angin
Membeku
dalam gurun yang dingin
Bunda,sempurna kau dicipta oleh-Nya
Keikhlasan dari mu dibalas dengan
hina
Air murni itu kau teteskan dalam
naungan doa
ku letakkan tubuh ini di hadapan
mu,bunda
perawan
berjalan membawa duri permata
menghilangkan
sesaat sengsara di mata
pejuang kini
telah tertipu oleh penari tua
teriakan kas
manusia itu belakang tibanya
sayap kini terpasang dalam diri
berkelana untuk mencari obat hati
sebesar apa batu keras yang berdiri
terbelah walau dengan sebatang jati